SELAMAT DATANG di GeKliT Galeri & Klinik Tanaman

menu



Minggu, 03 Maret 2013

KEBUNKU HIDUPKU: Plant Propagatin (Perbanyakan Tanaman)

KEBUNKU HIDUPKU: Plant Propagatin (Perbanyakan Tanaman): Perbanyakan tanaman biasa juga di sebut dengan pembibitan tanaman, berupa membenihkan, mencangkok, setek dan bisa pula dengan kultur jarin...
»»  LIHAT...

Senin, 07 Januari 2013

Makanan dan Pestisida

Selama ini masyarakat hanya mengetahu bahwa pestisida itu hanya bahan kimia yang bernama "Racun" yang sering digunakan untuk membasmi gulma pada lahan pertanian dan lahan lainnya, tapi ternyata ada yang lebih parah dan tidak terlihat secara kasat mata, yaitu pestisida yang terkandung dalam makanan. Dari mana dan kenapa bisa ada pada makanan?. ini adalah pertanyaan yang menarik untuk di bahas, karena semua ini tidak kita sangka.


Di dalam makanan ada banyak bahan kimia yang terkandung, namun dalam jumlah tertentu dan kadar yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi tubuh kita. Polemik terjadinya peningkatan bahan kimia dalam makan berawal dari kebutuhan konsumsi masyarakat akan Konsumsi bahan pangan. Dengan demikin maka produksi harus dalam skala banyak dan skala cepat. Maka muncullah bahan kimia yang mampu mempercepat pertumbuhan, perkembangan, produksi dan mempercepat pembuahan dan pematangan buah yang mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan konsumsi bahan pangan. Tidak samapi di situ saja, untuk merebut pasar maka bahan pangan harus dalam keadaan segar, maka butuh bahan kimia lagi untuk menahan laju pembusukan.

Penggunaan pestisida tersebut membuahkan masalah besar, sehingga makanan kita semakin meningkat bahan kimianya. Terjadinya resistensi hama, penyakit dan gulma membuat petani harus menggunakan bahan kimia lagi yang bernama "Racun". Secara tidak langsung dan tanpa disadari akan diserap ataupun menempel pada tanaman yang menyebabkan tanaman mengandung bahan kimia yang berlebihan.

Masyarakat dengan tenangnya membeli dan mengonsumsi karena tergiur dengan kesegara yang dilihatnya. Bahayanya kita tidak akan rasakan dalam jangka pendek. Tapi kan kita rasakan beberapa tahun kedepan, karena kemungkinan cara bereaksi dalam tubuh sangat lama. Makanya kita tidak perlu heran dengan banyaknya penyakit bermunculan.

Untuk mangatasi masalah ini agak susah dan rumit, karena kita tidak akan membahas tentang bahaya dari penggunaan bahan kimia tersebut, tapi kita akan membahas permasalahan ekonomi masyarakat. Petani tidak ingin rugi dengan hasil jerih payahnya, karena perlu menghidupi keluarga. masih untung kalu ada petani yang mau jujur, tapi yang jadi masalah adalah pihak kedua, pihak ketiga dan seterusnya. Dengan demikian apa yang akan kita lakukan?. 
»»  LIHAT...

Tanaman Gaharu


Gaharu merupakan bahan berbentuk kayu yang mengandung resin atau damar dan bila dibakar akan mengeluarkan aroma wangi yang khas. Komoditi ekspor ini mempunyai nilai jual yang tinggi baik di pasar nasional maupun internasional sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. Di dunia perdagangan gaharu dikenal dengan nama agarwood, aloe wood, dan eagle wood, oud (Timur tengah), dan Cing (Cina).

bagian yang dimanfaatkan pada tanaman gaharu adalah akar, batang, cabang dan damar. Aroma wangi atau harum dengan cara membakar secara sederhana banyak dilakukan oleh masyarakat Timur Tengah (seperti Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Yaman, Oman) sebagai pengharum tubuh dan ruangan, sedangkan penggunaan yang lebih bervariasi banyak dilakukan di Cina, Korea, dan Jepang seperti bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan religius.

BUDIDAYA GAHARU :
Pada mulanya pohon gaharu banyak dijumpai dalam hutan alam, namun perburuan gaharu yang tidak terkendali sejak tahun 1980-an sebagai akibat tingginya permintaan konsumen menyebabkan pohon gaharu di alam semakin langka. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang masih tinggi tersebut, maka cara yang dapat dilakukan adalah dengan membudidayakannya atau menanam kembali baik di dalam hutan maupun di lahan-lahan milik masyarakat.

Budidaya gaharu telah mulai dilakukan sejak tahun 1990-an dan berkembang terus di wilayah Indonesia terutama oleh masyarakat di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Lombok. Sejak 5 tahun terakhir ini, masyarakat di Pulau Jawa mulai tertarik dan ramai-ramai menanam bibit pohon gaharu di lahan-lahan miliknya. Budidaya pohon gaharu ini diharapkan semakin berkembang pesat agar dapat memproduksi gaharu dengan baik untuk memenuhi permintaan konsumen dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Usaha budidaya pohon gaharu ini merupakan salah satu investasi jangka menengah dengan hasil yang menjanjikan.

untuk area Sulawesi mulai tahun 2011 lalu mulai di perkenalkan ke masyarakat, hingga kini tanaman gaharu mulai merambah keseluruh masyarakat. Terkait proses budidayanya masih kurang di ketahui oleh masyarakat, sehingga masyrakat tidak memfokuskan budidaya gaharu, hanya menanam beberapa pohon di temapat mereka masing.
»»  LIHAT...

Selasa, 01 Januari 2013

Polemik Tanaman Cengkeh

Tanaman cengkeh merupakan keluarga syzigium (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum). Cengkeh itu sendiri dikembangkan dari biji atau benih yang disemaikan dilapangan maupun yang tumbuh sendiri disekitar pohonnya. budidaya tanaman cengkeh sendiri cukup mudah. seiring dengan berjalannya waktu tanaman cengkeh menjadi andalan komoditi di beberapa daerah di sulawesi. tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang di taman di area yang luas.

tanaman cengkeh walaupun terus dikembangkan oelh pentani bukan berarti tidak memiliki masalah yang cukup serius dan ini akan mengancam produksi tanaman cengkeh nantinya, apalagi memasuki masa produktif. Penggerek batang merupakan tantangan utama dari tanaman cengkeh, dapat dipastikan 75% tanaman cengkeh saat ini telah terserang oleh hama tersebut. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, namun masih lebih banyak menggunakan zat kimia (Racun) dan hasilnya pun tidak jauh lebih baik.

Apa yang menyebabkan sehingga ini terjadi?. di kalngan petani banyak obsi yang berkembang, mulai dari bibit tanaman yang menggunakan benih panen awal, ada juga yang bernaggapan bahwa ini adalah ujian, dan tidak ada yang memberikan solusi yang tepat.

Kita akan meninjau kembali struktur habita yang ada sebelum serangan ini menjadi parah. Awalnya hama ini hanya menyerang sedikit dan bahkan bisa dikategorikan dibawah 5% yang terserang hama penggerek batang tersebut. Seiring dengan berkembangnya masyrakat yang memiliki senapan angin yang biasa digunakan untuk memusnahkan sejenis burung pemangsa hama tersebut maka dari sinilah awalnya serangan itu muncul. Masyarakat kita belum menyadari betul apa yang mereka lakukan. Rendahnya pemahaman habitat menyebabkan semuanya terjadi. Lalu siapa yang harus menyalahkan siapa?.

Bantu kami "Masyrakat Petani Cengkeh"
»»  LIHAT...

Selasa, 28 Februari 2012

Tanaman Kadaka


Tanaman kadaka termasuk jenis tanaman yang hidup di lahan dan kondisi lingkungan yang agak lembab.
tanaman ini memiliki daun yang unik, daerah-daerah terpencil mengenal tanaman ini dengan sebutan tanaman kembang do'a. biasanya di temukan pada semak belukar atau bisa di temukan pada pohon yang rindang.
Tanaman ini rata-rata ditawarkan Rp 5.000 - Rp 70.000 dengan ukuran yang bervariasi. Tanaman ini tidak membutuhkan cahaya yang banyak. Oleh karena nya mesti ditempatkan pada tempat yang teduh.

Untuk pemesanan Dapat menghubungi nomor kontak yang telah kami sediakan.
Geklit.blogspot.com
»»  LIHAT...

Minggu, 19 Februari 2012

Kultur Jaringan Tanaman Anggrek

 Pengembangan Anggerk dengan tehnik kultur jaringan tanaman. 

Habitat Anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu.
Beberapa Tipe Anggrek:
Tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit. 
Tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.


Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
  • Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.
  • Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp.
    Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis
    Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.
  • Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
  • Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.
»»  LIHAT...

Hutan Pendidikan UNHAS, bengo-bengo, Maros

Menapaki alam sangat menyenangkan, apalagi menikmati dengan teman-teman di akhir pekan. Menjelang peresmian hutan pendidikan unhas, tim kami di ajak untuk menganggrekkan hutan pendidkan atau menanam beberapa anggrek. Sebuah kebangga besar bagi tim kami karena mengajak kami dalam tim pengembangan hutan pendidikan UNHAS yang selama ini hanya dianggap milik fak. Kehutanan, tapi ternyata tidak, hutan pendidikan unhas ternyata untuk semuanya, untuk semua orang tanpa kecuali.
Pelaksanaan penanaman anggrek insya Allah akan di laksanakan maret mendatang agar tumbuh dengan sempurna dan berbunga pada saat peresmian nanti yang di hadiri oleh ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI).

Semoga sukses deh…
»»  LIHAT...